Kekudusan Allah
* R.C. Sproul
Dua hal penting perlu dicatat dalam jawaban Yesaya : yang pertama , ia bukan seorang yang rapuh yang pada saat kejatuhannya tidak ada lagi yang mampu untuk memulihkannya . Yesaya telah dihancurkan berkeping-keping seperti sebutir telor yang jatuh dan pecah : namun Allah mampu untuk mengambil seorang yang hancur dan mengirimkannya untuk melayaniNya. Ia mengambil seorang berdosa dan menjadikannya seorang nabi. Ia mengambil orang yang najis mulut dan membuatnya menjadi seorang jurubicara.
Hal penting yang kedua yang kita pelajari dari peristiwa ini adalah karya anugerah Allah sehingga jiwa Yesaya tidak menghapuskan identitas pribadinya. Yesaya berkata, Aku disini " . dengan demikian Yesaya masih memiliki identitas ia masih memiliki kepribadian. jauh daripada Allah yang mencari untuk menghancurkan si"aku" . ia memulihkan si Aku agar menjadi berguna dan memenuhi panggilan misi yang telah diperuntukan bagi seseorang. Kepribadian Yesaya diperiksa secara seksama dan bukan dihapuskan. Ia masih tetap Yesaya bin Amoz ketika ia meninggalkan Bait Allah . Ia masih tetap sama orangnya, hanya mulutnya yang disucikan.
Tidak ada pelayanan yang berharga bagi panggilanNya. Setiap pengkhotbah rentan terhadap kemunafikan. Sesungguhnya, semakin setia seorang pengkhotbah terhadap Firman Allah dalam berkhotbah , semakin ia rentan bagi kemunafikan, mengapa ? Karena semakin setia seseorang terhadap Firman Allah, maka semakin tinggi pesan yang akan dikhotbahkannya dan semakin tinggi pesan itu, maka semakin jauh ia untuk melakukannya.
saya merasa gentar bila saya berbicara tentang Kekudusan Allah di gereja-gereja. saya dapat mengantisipasi respon orang-orang karena mereka meninggalkan tempat perlindungan itu dengan kejakinan bahwa mereka baru saja berada dalam kehadiran seorang kudus. dan karena mereka mendengar saya berkhotbah tentang kekudusan, maka mereka mengira saya sama kudusnya.dengan khotbah yang saya sampaikan. saat itulah saya ingin berteriak " Aku celaka"
berbahaya untuk mengira bahwa seseorang ditarik kepada kekudusan karena ia mempelajarinya sehingga secara otomatis menjadi orang yang kudus. ada sebuah ironi di sini. saya yakin bahwa alasan saya memiliki kerinduan yang dalam untuk mempelajari kekudusan Allah adalah karena saya justru tidak kudus. Saya adalah seorang manusia duniawi , seorang yang lebih banyak menghabiskan waktunya di luar gereja daripada di dalamnya. Tetapi saya telah cukup menikmati keAgungan Allah sehingga saya lebiih menginginkannya. saya tahu apa artinya diutus dalam sebuah misi dan jiwa saya menangis untuk mendapatkan yang lebih dari itu, jiwa saya membutuhkan yang lebih dari itu.
What is that which gleams through me
and smiles my heart without wounding it ?
I am both a shudder and a glow
A-shudder, in so far as i am unlike it.
A-glow in so far as i am like it.
Terjemahan bebasnya.
apakah itu yang bersinar menembus diriku
dan menghantam hatiku tanpa melukainya?
aku adalah sebuah kengerian dan sebuah cahaya
Kengerian sejauh mana yang aku tidak inginkan
bercahaya sejauh mana yang kuinginkan.
kesulitan yang menyangkut definisi kekudusan adalah luas. Sangat banyak yang berhubungan dengan kekudusan dan hal itu sangat asing bagi kita sehingga tugasnya kelihatan mustahil. ada suatu pengertian yang sangat nyata dalammana perkatan"Kudus" itu menjadi sebuah perkatan asing. Namun demikian ketika kita berhadapan dengan kata-kata yang asing, maka selalu ada harapan bahwa sebuah kamus bahasa asing dapat menolong kita dengan memberikan sebuah terjemahan yang jelas . bagaimanapun , masalah yang kita hadapi adalah bahwa perkataan "Kudus" itu asing bagi semua bahasa. Tidak ada satu kamuspun yang cocok dengan artinya yang sesungguhnya. Masalah definisi kita lebih dipersulit oleh kenyataan bahwa di dalam injil perkataan "kudus" digunakan dengan lebih dari satu cara . ada penertian bahwa injil menggunakan kaa "kudus' dengan car yang sangat dekat berhubungan dengan kebaikan Allah, juga menjadi kebiasan untuk mendefinisikan kata 'Kudus" sebagai "kesucian" yang bebas dari segala noda, sempurna secar keseluruhan dan sangt bersh dalam seluruh rinciannya.
Kesucian adalah perkataan pertama yang kita pikirkan bila kita mendengar kata "kudus" . Yakinlah bahwa Injil menggunakan kata ini dengan cara seperti ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar