Minggu, 22 Agustus 2010

Renungan: Ujian lampu Merah

Matius: pemungut cukai mengikut Yesus
9:10 Kemudian ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa dan makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya. 9:11 Pada waktu orang Farisi melihat hal itu, berkatalah mereka kepada murid-murid Yesus: "Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa 1 ? u " 9:12 Yesus mendengarnya dan berkata: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. 9:13 Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, v  karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa. w  





UJIAN LAMPU MERAH

Kolose 3:8
" Tetapi sekarang, buanglah semuanyaitu, yaitu marah, geram, kejahatan dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu." 


Saudara-saudaraku yang kekasih, ada kisah penulis yang menyatakan ; beberapa waktu yang lalu saya dan rekan sedang mengendarai mobil dan lampu lalu lintas di depan kami sudah memberi sinyal lampu merah. Jadi dengan sendirinya mobil diberhentikan, namun tiba2 mobil yang di tumpangi itu terdorong ke depan dan terdenger bunyi braaak...braaak... Ternyata mobil ditabrak dari belakang, padahal mobil saat itu dalam posisi berhenti. tidak susah untuk ditebak, saat itu perasaan kami jengkel, emosi, ditambah dengan perut yang lapar karena saat itu memang jam makan siang. Kami memutuskan untuk turun dari mobil untuk melihat keadaan bagian belakang mobil. Semula kami akan menegur dengan keras, tapi anehnya tiba-tiba kami berkata dengan lembut, sopan dan perasaan yang tenang.

Akhirnya kami berbicara dengan orang tersebut yang notabene adalah dua orang gadis yang muda belia. Mereka mengakui kesalahan mereka dan bersedia bertanggungjawab. Singkatnya masalah itu diselesaikan dengan damai di kantor kami dan masalahpun selesai tanpa emosi atau hal-hal yang buruk. Satu hal yang cukup mengagetkan kami adalah bahwa ternyata salah satu gadis belia tersebut adalah murid sekolah music di gereja kami.

Coba bayangkan seandainya kami memberi respon yang negatif dalam peristiwa itu, maka rasa malu tak pelak lagi akan kami terima. Saudar2ku, bukankah respon kita terhadap sesuatu hal merupakan cerinan dari sikap dan karakter kita ?Ujian melawan kedagingan memang selalu ada dimana-mana.

Banyak kecelakaan yang terjadi di persimpangan2 jalan: ada yang disebabkan karena tidak mentaati peraturan lalu lintas dan menerobos ketika merasa tidak ada yang datang dari arah kiri atau kanan. namun tiba-tiba datang kendaraan dengan kecepatan tinggi karena ia memburu waktu agar tidak terkena lampu merah. Ada juga karena sat lampu berwarna kuning ada yang sudah menjalankan kendarannya sementara yang lain yang akan mendapat lampu merah tidak mau berhenti malah mempercepat laju kendaraannya, sehingga terjadilah tabrakan.


Bila kita menyimak renungan firman Tuhan yang terambil dari Kol 3:8, maka yang ditekankan di sini oleh Rasul Paulus adalah Marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata2 kotor yang keluar dari mulut kita. Mengapa Rasul Paulus menekankan hal2 ini di dalam surat kolose ini. Sesuai dengan judul perikopnya: MANUSIA BARU, yang diawali dengan ayat 5 yang berbunyi: " Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala. 7 Dahulu kamu juga melakukan hal-hal itu ketika kamu hidup di dalamnya. 8. Tetapi sekarang, buanglah semuanya itu, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu." Kita lihat disini bahwa ayat 8 sebenarnya mewakili ayat 5, karena bila kita mampu untuk menguasai apa yang dinyatakan dalam ayat 8, maka sevar otomatis kita akan mampu menguasi apa yang dicatat dalam ayat 5.



  1. Ada apa dengan marah ? Seseorang yang dikuasai dengan kemarahan seringkali lepas kontrol bila hatinya sungguh2 dikuasai oleh emosi marah ini. Banyak pembunuhan yang terjadi akhir2 ini yang disebabkan oleh kemarahan yang tidak terkendali yang kemudian akan disesalinya dengan mengatakan bahwa  ia sesungguhnya tidak berniat untuk melakukan pembunuhan itu.
  2. Ada apa dengan geram ? Seseorang yang dikuasai oleh kegeraman akan dibutakan oleh kemarahannya, karena di dalam kemarahannya itu tersembunyi perasaan dendam dan sakit hati, Pembunuhan juga sering terjadi karena rasa geram  ini yang biasanya tidak disusul dengan adanya suatu penyesalan, namun suatu tindakan membenarkan diri karena apa yang ia buat merupakan pembalasan atas apa yang ia terima.
  3. Ada apa dengan Kejahatan ? Firman Tuhan dalam roma 3:23 berkata: " Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah." Bahkan jauh sebelumnya dalam kitab kejadia 6:5-6 berbunyi " Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan diman-mana, maka menyesallah Tuhan, bahwa ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hatiNya." Artinya, bahwa dengan hilangnya kemuliaan Allah di dalam hati setiap orang, maka orang cenderung untuk berbuat jahat dan menjadikan dirinya sebagai penguasa, baik atas drinya sendiri maupun atas diri orang lain. Bahkan Rasul Paulus berkata dalam Roma 7:13-26 bagaimana ia berjuang melawan dosa, sehingga ia berkata bahwa bukan apa yang kukehendaki yang ku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat.
  4. Ada apa dengan Fitnah ? Dikatakan bahwa FITNAH ITU LEBIH KEJAM DARI PEMBUNUHAN, mengapa ? karena melalui fitnahan kita menutup jalan hidup seseorang. Kita menutup bakul nasinya. Kita menghancurkan harga dirinya. Kita menghancurkan martabatnya. dengan Fitnahan , kita membuat seseorang tidak akan lagi dipercaya: ia akan dihindari dan dijauhi oleh orang2 sekelilingnya.
  5. Ada apa dengan kata-kata kotor yang keluar dari mulut kita ? mulut kita merupaka satu2nya gerbang dosa yang tidak dapat kita kuasai, karena dalam Yak 3:6 dikatakan " "Lidahpun adalah api: ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara angota-angota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka. Mengapa kata2 kotor harus kita buang dari mulut kita ?  
INGAT  bahwa kita adalah bait Roh Kudus, jadi sudah seharusnya TIDAK ada lagi kata2 yang menajiskan yang keluar dari mulut kita sebagaimana Firman Tuhan katakan, KUDUSLAH KAMU, SEBAB AKU, TUHAN ADALH KUDUS.
Beberapa waktu yang lalu saya pernah melihat tayangan televisi yang berjudul : John Pantau dimana suatu waktu ia mempertanyakan orang2 yang berhenti melewati garis batas pada saat lampu merah yang dijawab: Sudah biasa, Pak ! orang lain juga melakukan hal yang sama. kemudian ia juga menegur orang2 yang menyebrang jalan dengan tidak menggunakan JEMBATAN PENYEBERANGAN JALAN dan apa jawaban orang2 itu ? Untuk mempersingkat waktu, Pak, soalnya jalan melalui jembatan itu juga melelahkan. Nah seperti inilah di dilauakan oleh orang2 yang belum percaya: lalu apakah kita sebagai orang2 percaya melakukan hal yang sama ? lalu dimanakah Firman Tuahn yang direnungkan itu disimpan ? Apakah hanya sebagai bacaan dan penambah pengetahuan saja ?

Ketaatan dan kesetiaan yang Tuahan tuntut dari kita bukan mengenai hal2 yang spektakuler tetapi justru melalui hal2 yang kecil :: hal2 yang biasa kita jumpai sehari2 . kita mungkin masih ingat akan apa yang Tuhan Yesus ajarkan tentang : garam dan terang dunia dalam Mat5:13-16 dimana dikatakan : 
"Kamu adalah garam dunia 10 . Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. u  5:14 Kamu adalah terang dunia. v  Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. 5:15 Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah w  itu. 5:16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, x  supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik y  dan memuliakan z  Bapamu yang di sorga."
 Dan bagaimana dengan perumpamaan tentang hamba yang setia dan hamba yang jahat dalam Mat 24:45-51 dimana dikatakan dalam ayat yang ke 45 dan 46 :  

24:45 "Siapakah hamba z yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya? 24:46 Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang.

Jadi jelas bahwa Firman Tuhan bukan hanya untuk dibaca dan direnungkan saja ..tetapi yang terlebih penting lagi adalah juga untuk dilakukan di dalam kehidupan kita sehari-hari. Marilah kita introspeksi diri. Apakah Firman Tuhan telah kita lakukan di dalam kehidupan kita sehari -hari ? 

Sabtu, 21 Agustus 2010

Renungan; Kekudusan Allah

Kekudusan Allah
* R.C. Sproul

Dua hal penting perlu dicatat dalam jawaban Yesaya : yang pertama , ia bukan seorang yang rapuh yang pada saat kejatuhannya tidak ada lagi yang mampu untuk memulihkannya . Yesaya telah dihancurkan berkeping-keping seperti sebutir telor yang jatuh dan pecah : namun Allah mampu untuk mengambil seorang yang hancur dan mengirimkannya untuk melayaniNya. Ia mengambil seorang berdosa dan menjadikannya seorang nabi. Ia mengambil orang yang najis mulut dan membuatnya menjadi seorang jurubicara.

Hal penting yang kedua yang kita pelajari dari peristiwa ini adalah karya anugerah Allah sehingga jiwa Yesaya tidak menghapuskan identitas pribadinya. Yesaya berkata, Aku disini " . dengan demikian Yesaya masih memiliki identitas ia masih memiliki kepribadian. jauh daripada Allah yang mencari untuk menghancurkan si"aku" . ia memulihkan si Aku agar menjadi berguna dan memenuhi panggilan misi yang telah diperuntukan bagi seseorang. Kepribadian Yesaya diperiksa secara seksama dan bukan dihapuskan. Ia masih tetap Yesaya bin Amoz ketika ia meninggalkan Bait Allah . Ia masih tetap sama orangnya, hanya mulutnya yang disucikan.

Tidak ada pelayanan yang berharga bagi panggilanNya. Setiap pengkhotbah rentan terhadap kemunafikan. Sesungguhnya, semakin setia seorang pengkhotbah terhadap Firman Allah dalam berkhotbah , semakin ia rentan bagi kemunafikan, mengapa ? Karena semakin setia seseorang terhadap Firman Allah, maka semakin tinggi pesan yang akan dikhotbahkannya dan semakin tinggi pesan itu, maka semakin jauh ia untuk melakukannya.

saya merasa gentar bila saya berbicara tentang Kekudusan Allah di gereja-gereja. saya dapat mengantisipasi respon orang-orang karena mereka meninggalkan tempat perlindungan itu dengan kejakinan bahwa mereka baru saja berada dalam kehadiran seorang kudus. dan karena mereka mendengar saya berkhotbah tentang kekudusan, maka mereka mengira saya sama kudusnya.dengan khotbah yang saya sampaikan. saat itulah saya ingin berteriak " Aku celaka"

berbahaya untuk mengira bahwa seseorang ditarik kepada kekudusan karena ia mempelajarinya sehingga secara otomatis menjadi orang yang kudus. ada sebuah ironi di sini. saya yakin bahwa alasan saya memiliki kerinduan yang dalam untuk mempelajari kekudusan Allah adalah karena saya justru tidak kudus.  Saya adalah seorang manusia duniawi , seorang yang lebih banyak menghabiskan waktunya di luar gereja daripada di dalamnya. Tetapi saya telah cukup menikmati keAgungan Allah sehingga saya lebiih menginginkannya. saya tahu apa artinya diutus dalam sebuah misi dan jiwa saya menangis untuk mendapatkan yang lebih dari itu, jiwa saya membutuhkan yang lebih dari itu.

What is that which gleams through me
and smiles my heart without wounding it ?
I am both a shudder and a glow
A-shudder, in so far as i am unlike it.
A-glow in so far as i am like it.

Terjemahan bebasnya.
apakah itu yang bersinar menembus diriku
dan menghantam hatiku tanpa melukainya?
aku adalah sebuah kengerian dan sebuah cahaya
Kengerian sejauh mana yang aku tidak inginkan
bercahaya sejauh mana yang kuinginkan.

kesulitan yang menyangkut definisi kekudusan adalah luas. Sangat banyak yang berhubungan dengan kekudusan dan hal itu sangat asing bagi kita sehingga tugasnya kelihatan mustahil. ada suatu pengertian yang sangat nyata dalammana perkatan"Kudus" itu menjadi sebuah perkatan asing. Namun demikian ketika kita berhadapan dengan kata-kata yang asing, maka selalu ada harapan bahwa sebuah kamus bahasa asing dapat menolong kita dengan memberikan sebuah terjemahan yang jelas . bagaimanapun , masalah yang kita hadapi adalah bahwa perkataan "Kudus" itu asing bagi semua bahasa. Tidak ada satu kamuspun yang cocok dengan artinya yang sesungguhnya. Masalah definisi kita lebih dipersulit oleh kenyataan bahwa di dalam injil perkataan "kudus" digunakan dengan lebih dari satu cara . ada penertian bahwa injil menggunakan kaa "kudus' dengan car yang sangat dekat berhubungan dengan kebaikan Allah, juga menjadi kebiasan untuk mendefinisikan kata 'Kudus" sebagai "kesucian" yang bebas dari segala noda, sempurna secar keseluruhan dan sangt bersh dalam seluruh rinciannya.

Kesucian adalah perkataan pertama yang kita pikirkan bila kita mendengar kata "kudus" . Yakinlah bahwa Injil menggunakan kata ini dengan cara seperti ini.

Text-Ads

Related Posts with Thumbnails